Langsung ke konten utama

Cerpen-I Choose to Love You


Assalamu’alaikum sobat,
Ada yang sedang mencari cerpen tentang cinta sejati?
Semoga cerpen berikut bisa mengubah presepsi anda tentang cinta, ketauhilah bahwa cinta tak memandang rupa...
###




I Choose to Love You
        Pagi hari terasa sangat lembab karena hujan  lebat semalam. Sebagian orang sengaja mengemudikan mobil mereka sedikit lambat karena takut tergelincir. Sebagian lagi lebih memilih berjalan kaki dengan menggunakan mantel hujan. Hiruk pikuk kesibukan kota masih berjalan seperti biasanya meskipun sekarang telah memasuki musim hujan.
        Sama halnya dengan sebuah kamar di salah satu hotel di Hangzhou. Para pelayan hotel sibuk melayani sang penghuni kamar yang terbilang malas melakukan apapun. Alwa Georgina. Meskipun hanya mengambil segelas air yang terletak di sebelah tempat tidurnya pun  ia menyuruh salah satu pelayannya. Benar-benar gadis yang pemalas. Maklum saja ia adalah putri tunggal sang pemilik hotel. Wajar saja kalau ia bersikap semanja itu.
        Namun, dibalik sikapnya yang manja ia sebenarnya gadis yang sangat baik dan selalu tersenyum. Selalu berusaha tegar meskipun hatinya sangat sakit. Dia, gadis cantik bermata teduh dan selalu tersenyum secara tulus, memiliki kelainan yang disebut albino. Sejak kecil, teman-temannya selalu mengejeknya. Ia hanya bisa menangis. Pernah ia  merengek pada ibunya untuk mewarnai rambut, alis dan bulu matanya. Namun ketika hal itu dilakukan, semuanya malah rontok tak karuan. Ia malah ditertawakan semua orang. Maka itu ketika berumur 16 tahun, Papanya mengisolasinya di rumah mereka di Surabaya. Membatasi orang-orang yang akan bertemu dengannya. Membatasi ruang geraknya. Hal itu membuat gadis itu tertekan. Tapi, sekarang ia merasa sedikit lega. Hasil dari mogok makan yang dilakukannya beberapa hari yang lalu sukses membawanya ke China dan ia memiliki 1 hari bebas.
        Hari ini, hari bebasnya untuk pergi keluar. Tentu saja ia harus bersiap-siap. Menutupi rambut kuning keemasannya dengan cat rambut sementara yang berwarna hitam. Memakai maskara dan pensil alis yang tebal. Juga membuat kulitnya menjadi sedikit coklat. Berusaha agar tampilannya terlihat seperti orang normal. Tanpa supir pribadinya, ia mengendarai bentley continetal GT-nya menuju ke West Lake, danau terindah di China. Hatinya sangat senang. Untuk pertama kalinya, ia dibiarkan keluar sendirian setelah 19 tahun. Ia melajukan mobilnya dengan kencang. Meliuk-liuk melewati padatnya jalanan kota Huangzhou. Selama ini ia hanya boleh mengendarai mobilnya di central park milik keluarganya di Surabaya.
__*
        “Indahnya...andai aku bisa selalu keluar dan melihat semua ini.” Ucapnya sendirian.
        “Memangnya kamu dikurung dalam sangkar?” sahut seseorang tiba-tiba. Alwa menoleh. Orang itu tersenyum kepadanya.
        “Reno Aditya, siapa namamu nona manis?” ucapn orang itu sambil mengulurkan tangan.
        “Al—Alwa Georgina.” Jawab Alwa. Seulas senyum dari seorang lelaki asing bernama Reno itu hampir membuat jantung Alwa mencelos keluar. Wajahnya pasti semerah tomat sekarang.
        Beberapa menit kemudian mereka menjadi akrab. Mereka bicara soal hobbi, kesukaan, tempat tinggal, dan sebagainya. Namun pembicaraan mereka terhenti ketika suara petir menggelegar. Gerimis mulai turun. Keduanya berlari menuju sebuah tenda stand makanan. Reno melepaskan jaketnya dan hendak memakaikannya ke tubuh Alwa yang hanya mengenakan dress selutut tanpa lengan. Tapi, tangannya berhenti dan mengambang di udara. Ia melihat perubahan aneh pada tubuh Alwa.
        “Alwa, kkamu kenapa?” ucap Reno terbata.
        “Uh? Apa?” tanya Alwa tak mengerti. Matanya mengikuti arah pandangan Reno dan menemukan dirinya kembali seperti semula. Seperti Cinderella yang berubah kembali kesemula saat jam 12 malam, Alwa pun kembali ke rupa albino-nya. Rambut kuning keemasan. Alis dan bulu mata yang berwarna serupa serta kulit yang seputih salju. Menyadari akan hal itu, Alwa segera berlari menembus hujan yang semakin deras menejang tubuhnya. Tak mempedulikan suara Reno yang berteriak memanggilnya maupun pandangan orang-orang yang dilewatinya. Ia terus berlari dan berlari. Dinyalakannya mesin mobil dan melesat kencang menuju hotel.
__*
        Reno duduk termenung di ruangannya. Ia kemudian menyesap pelan mocca latte yang baru saja diantarkan sekretarisnya. Matanya menerawang ke atap ruang kerjanya. Pikirannya sibuk membayangkan seorang gadis aneh yang baru ia kenal 5 hari yang lalu. Bibirnya menyunggingkan senyum. Daripada menyebutnya aneh, sebenarnya gadis itu lebih pantas disebut bidadari. Bidadari tercantik yang pernah ditemui oleh lelaki setampan Reno, si Direktur muda PT. Perak Baja. Selama 3 hari setelah pertemuan itu, ia selalu pergi ke West Lake. Berharap gadis bernama Alwa itu ada disana. Tapi ia harus menyerah dan kembali ke Surabaya pada hari keempat. Tapi Reno percaya, Jika mereka ditakdirkan untuk bertemu sekali lagi, berarti mereka akan ditakdirkan untuk bersama.
        Disisi lain, Alwa juga tak bisa melupakan senyum manis Reno saat menatapnya. Begitu tulus dan membuat jantung Alwa berdetak kencang. Ada perasaan aneh saat Alwa berada di dekat Reno. Nyaman dan bahagia atau mungkin cinta? Entahlah, Alwa sendiri belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Satu hal yang sangat Alwa yakini, pasti Reno sangat tidak menyukainya. Ia yakin Reno akan memandang Alwa sebagai gadis aneh yang harus di hindari. Tapi kenyataannya tidak demikian bukan?
__*
        Belanja bulanan adalah hal yang paling dibenci seorang lelaki lajang bernama Reno. Tinggal sendirian di apartemen tanpa pembantu membuatnya harus memikirkan hal semacam ini. Didorongnya troli besi berisi setumpuk persediaan makanan menuju bagian kasir. Antrian cukup panjang. Di sela-sela pengantri, Reno melihat seorang gadis bertopi rajut merah. Gadis itu mirip seperti Alwa. Selangkah lagi tangan Reno akan meraih pundak gadis itu. Tapi gadis itu telah terlebih dulu menoleh ke arah Reno. Pandangan mereka bertemu cukup lama. Saling melepaskan perasaan rindu yang tertahan selama beberapa waktu.
        “Hai Alwa.” Ucap Reno membuka pembicaraan.
        “H—hai Reno. K—kamu masih mengingatku?” jawab Alwa terbata.
        “Lama tak bertemu, bagaimana kabarmu?”
        “B..baik-baik saja. Eung, kamu tak merasa aneh padaku?”
        “Untuk apa aku merasa aneh Alwa?”
        “Kamu tahu bukan kalau aku ini berbeda Reno, seharusnya kamu menertawakan atau mengejekku. Bukan terlihat biasa saja seperti ini.”
        “Kamu memang berbeda. Kamu seorang bidadari cantik yang dikirim untuk menjadi pendamping seorang Reno.” Ucap Reno yang sukses membuat Alwa terkejut.
        “Maksudmu? Ah, sudahlah aku harus segera pulang. Sampai jumpa Reno”.
        Alwa segera membayar belanjanya di kasir dan berlari menuju tempat parkir. Reno mengikutinya. Alwa masuk ke dalam mobilnya dan melesat pergi dari pusat perbelanjaan itu. Reno menyalakan mobilnya dan mengikuti mobil Alwa sampai kerumahnya.
        __*
        Mata Alwa masih terpejam ketika suara ketukan pintu membangunkannya. Tangannya meraba-raba mencoba meraih jam bulat pink di samping tempat tidurnya. Masih pukul tiga sore, tapi Bi Imah sudah membangunkannya.
        “Ada apa Bi? Kenapa membangunkanku seawal ini?” Tanya Alwa yang masih mengerjap-ngerjapkan matanya.
        “Ada seorang pria tampan dibawah menunggu anda nona. Dia ingin bertemu anda. Dia sangat tampan. Namanya Reno.” Jawah Bi Imah
        “Apa? Reno? Kenapa Bibi membiarkannya masuk?”
        “Katanya dia sudah membuat janji denganmu nona. Apakah dia berbohong? Kalau begitu akan saya suruh dia pergi.” Ucap Bi Imah yang merasa bersalah.
        “Jangan, aku akan menemuinya. Katakan padanya untuk menunggu.”
Alwa segera meraih wig hitam di atas meja rias dan memakainya. Maskara, pensil alis dan bedak coklat tebal di poleskannya ke wajahnya. Lalu segera turun ke bawah dengan masih memakai piyama-nya. Dilihatnya Reno yang masih terlihat tampan meski hanya memakai kaos oblong dan jeans abu-abu.
“Bagaimana kamu tahu rumahku? Kenapa kamu berbohong kepada pelayanku? Untuk apa kamu menemui gadis aneh sepertiku? Mengapa kamu..” Tanya Alwa bertubi-tubi.
“Ssst, jangan bertanya apapun lagi Alwa. Aku hanya merindukanmu. That’s why i am here.” Jawab Reno sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Alwa.
Nafas Alwa tercekat. Reno, merindukannya? Apakah ia menggigau?
“Kamu akan lebih cantik tanpa make up dan wig itu Alwa. Aku mencintaimu apa adanya. Jadilah pendampingku Alwa” ucap Reno sambil berlutut di hadapan Alwa.
“Jangan meracau tak jelas Reno. Aku ini gadis aneh. Kamu pasti akan ditertawakan nantinya.”
“Memangnya aku peduli? Tentu tidak. Aku tak pernah memikirkan kata orang.”
“Kalau begitu pikirkalah perasaanku Reno. Pergilah!” Ucap Alwa terisak.
“Tapi--”
“Pergi!”
“Baiklah,” ucap Reno menyerah dan berlalu pergi.
__*
Beberapa pasangan berjalan  mesra melewati Alwa yang sedang dudung di bangku taman. Alwa hanya tersenyum dalam diam menikmati pemandangan yang dilihatnya. Membayangkan seandainya ia menjadi sepasang kekasih dengan seseorang yang mencintainya apa adanya. Sayangnya semua hanya mimpi yang tak akan pernah terwujud. Alwa tersenyum kecut. Bahkan Reno mungkin hanya kasihan padanya. Tapi siapa yang tahu.
Tiba-tiba saja terdengar suara alunan musik. Kemudian di susul dengan gerimis kecil yang turun perlahan. Sontak Alwa berlari mencari tempat berteduh. Tenda stand makanan menjadi pilihannya. Aneh. Ia teringat Reno. Sebuah senyum kecil mengembang di wajahnya.
Tiba-tiba seorang anak kecil memberinya setangkai bunga mawar merah. Disusul anak-anak  lain yang membawa bunga serupa. Alwa bertanya-tanya dalam hati. Ketika anak terakhir memberikan bunganya, sebuah notes kecil menggantung di atas bunga itu. Tertulis ‘berbaliklah’. Alwa segera memutar tubuhnya. 
Your eyes, your eyes make the stars look like they’re not shining. Your hair, your hair falls perfectly without her trying. You’re so beautiful and i tell you everyday. When i see your face. There’s not a thing that i would change. It’s cause you’re amazing. Just the way you are.” Reno bernyanyi sambil berlutut dan menyerahkan  sebuket bunga mawar merah kepada Alwa.
Will you marry me, Alwa?” sambung Reno.
“A..aku—“
I choose to love you Alwa. Aku mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Aku sudah meminta izin dari papa dan mamamu. Kamu tau kan betapa sulitnya itu. Aku mendatangi dan memohon kepada mereka setiap hari. Aku terus berusaha meyakinkan mereka Alwa. Dan akhirnya mereka luluh. Sekarang hanya tinggal kamu. Jawab aku Alwa. Maukah  kamu  menjadi milikku dan juga  menerima segala kelebihan dan kekuranganku?” Ucap Reno mantap.
“Aku tak pantas untukmu Reno. Kamu terlalu sempurna untuk gadis yang penuh kekurangan sepertiku.” Jawab Alwa sedikit terisak.
“Tak ada yang sempurna Alwa. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk diriku.” Sangkal Reno.
“ Tapi—“
“Ssst,  jangan beralasan apapun lagi. Dengarkan kata hatimu. Jawab saja iya atau  tidak. Aku akan menerima apapun keputusanmu Alwa.”
“Maaf, Reno.”
“Baiklah, aku akan menerima keputusanmu.” Ucap Reno putus asa dan hendak pergi meninggalkan Alwa. Namun lamgkahnya terhenti saat Alwa menarik lengannya.
“Aku, aku menerimamu Reno.” Sontak Reno menoleh.
__*
Suara sorak sorai tamu undangan begitu riuh menggema di seluruh sisi gedung ketika sang pengantin pria mendaratkan bibirnya di kening sang pengantin wanita. Orang tua kedua pengantin menangis haru menyaksikan anak mereka telah menikah. Kedua pengantin juga nampak bahagia dengan memamerkan senyum lima jari mereka.
Reno dengan tuxedo hitam dan Alwa dengan gaun putih berenda. Keduanya tampak serasi. Tak ada bisik-bisik tamu undangan yang mencela Alwa. Semua orang terkagum-kagum dengan kecantikan yang di pancarkan Alwa. Tanpa wig dan maskara yang tebal. Tanpa ada yang disembunyikan. Tetap cantik.
I love you, honey” bisik Reno pada Alwa. Alwa tersenyum dan membalasnya.
Me too, honey.”
__End__

 


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumus Tenses

Rumus:      PRESENT CONTINOUS (kegiatan sekarang) (+)S+tobe+v1+V ing+O+adverb (-)S+tobe+not +v1+V ing+O+adverb (?)TOBE+S+v1+v ing+adverb+?       PAST TENSE (Kegiatan yg tlah terjadi) ^_^VERBAL (+)S+v2+O+adverb (-)S+did+ notv1+O+adverb (?)Did+S+v1+O+adverb+? *nominal (+)S+was/were+O (-)S+was/were+not+O (?)was/were+S+O+?      SIMPLE PRESENT TENSE (kegiatan berulang-ulang) (+)S+v1+s/es+O+adverb    < untuk tunggal saja> (-)S+do/does+not+v1+O+adverb (?)Do/Does+S+v1+O+adverb+?

Apa yang akan terjadi di masa datang?

Assalamu’alaikum sobat, Bukankah kita sering berpikir, jadi apakah kita nanti? Bagaimana diriku esok hari? Kemalangan apasajakah yang akan menimpaku nanti? Pertanyaan-pertanyaan tadi sering terlintas di benak kita, ya kan? Apalagi kalau kamu seorang siswa kelas 3 SMA sepertiku. aku pun sering mengalami hal yang demikian. Apa ya istilahnya? Mmm , ya ‘menghawatirkan masa depan’. Menerka-nerka dan menduga-duga. Karena sekolah sudah usai dan kita dibingungkan akan kerja atau melanjutkan kuliah. Kalau kerja ,nyari kerjaan zaman sekarang kan sulit. Apalagi cuma bermodal ijazah SMA, pasti kalah dengan yang berijazah S1. Atau kalau kuliah, ah nggak ada biaya mungkin, nggak boleh kuliah jauh, kuliah lokal nggak bermutu. Pemikiran-pemikiran negatif inilah yang membuat kita Cuma jalan di tempat alias mampet, nggak berjalan. Padahal kalau nggak dicoba kita nggak akan tau kan? Yang paling aku tekankan disini adalah kata ‘ketidakpastian’.

Tempat Wisata di Kediri

Tempat Wisata di Kediri Assalamu’alaikum sobat, Berikut ini adalah 5 tempat wisata di Kediri yang patut Anda kunjungi. Sebagian di antaranya terletak di kabupaten Kediri, dan lainnya berada di dalam kota Kediri. 1. Wisata Gunung Kelud Gunung Kelud adalah tempat wisata di Kediri yang telah dikenal banyak orang. Daya tarik utama wisata Gunung Kelud adalah kubah lava. Para pecinta gunung akan suka datang ke tempat ini. Tersedia jalur setapak bagi Anda yang ingin melakukan pendakian ke puncak Gunung Kelud.